Belajar jadi Guru seperti Belajar Naik Sepeda Motor

Oleh Mardianto dan Amini
Jatuh dan bangun lagi, gagal dan belajar lagi,itu lebih baik dari pada menggagalkan belajar sendiri.
Walaupun guru adalah manusia biasa, tetapi ada hal yang harus luar biasa, dimana guru pada saat tertentu ia harus mengampil keputusan dengan berbagai pertimbangan, tetapi juga yang lebih penting adalah ia harus mengambil satu pertimbangan untuk banyak keputusan.
Disaat yang sama guru harus memperhatikan siapa siswa yang baik dan siapa siswa yang nakal, siapa siswa yang cepat dan siapa siswa lambat, serta siapa siswa butuh apresiasi dan siapa siswa yang butuh koreksi. Guru juga harus menyeimbangkan saat kapan di harus diam atau saat kapan dia harus mengambil tindakan, dan guru harus mempunyai keputusan.
Seperti sesaat baru belajar naik sepeda motor, bila kita berfikir mekanistik, maka kita harus satu persatu dipelajari, sejak dari bagaimana melakukan starter, pedal gas, injak rem, lihat kedepan, spion dan seterusnya. Setelah itu kita belajar praktek bagaimana melakukan apabila hendak berhenti, belik kanak belok kiri dan seterusnya. Tidak ada alasan lain, tetapi sebagian kita melakukan sambil praktek baru dipelajari ketentuan yang mekanistik, atau ketika praktek ditemukan mekanisme mengendarai sepeda motor. Demikianlah belajar sepede motor ternyata teori itu penting, akan tetapi praktek itu yang lebih utama.
Masih banyak perguruan tinggi mengajarkan berbagai teori pembelajaran, teori pengajaran, teori keguruan di awal perkuliahan, pada bagian akhir mereka baru memberi pembelajaran tentang praktek bagaimana menjadi guru sekaligus magang. Lebih dari itu banyak pula para dosen seakan belum merekalakan bahwa calon guru mereka sebenarnya belum siap untuk terjun kelapangan untuk mengajar dengan berbagai alasan. Padahal pengalaman lapangan untuk praktek menjadi bagian dari calon guru apakah dia siap untuk menghadapi kenyataan atau tidak.
Seperti belajar naik sepeda motor, bila satu persatu harus dipelajari dari sejak teori, kumpulan teori, baru terakhir mempraktekkannya, tentu akan berbeda hasilnya. Seperti sebagian orang lainnya, ketika sepeda motor telah disiapkan, mental dan keberanian telah muncul dihadapan, maka belajar harus dilakukan dengan menyeimbangkan berbagai mekanisme tadi. Dalam hal inilah maka tugas-tugas guru adalah bukan sederhana, tetapi sangat ragam dan kompleks. Akan tetapi merencanakan belajar menjadi guru dengan baik dan benar, pratkek dan seterusnya adalah hal penting. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa; Guru seharusnya menyadari bahwa mengajar merupakan suatu pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah. Sebaliknya, mengajar sifatnya kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis seara bersamaan. (Ngainun Naim, 2009:15)
Jelaslah bahwa belajar menjadi guru awal, menjadi guru yang baik, menjadi guru yang profesional merupakan hal yang sangat kompleks tetapi penting. Untuk itu menjadikan belajar sepeda motor sebagai satu cara untuk menjadi guru yang baik, maka sedikitnya ada empat alasan utama mengapa kita harus memadukan antara teori dan praktek pembelajaran yang baik, yakni;

  1. Menjadi guru adalah mengerti satu persatu seluruh komponen yang ada dalam tugasnya. Dimana masing-masing komponen saling berkaitan dan tahu pula mana komponen yang berlawanan. Komponan saling menunjang untuk memulai jalan, saat yang sama melepas pedal kelos, pada saat itu pula ia memulai secara perlahan menekan stang gas. Janganlah mengendarai sepeda motor pada saat menaikkan kecepatan dengan gas, pada saat itupula ia menginjak pedal rem. Sebuah pekerjaan yang rumit satu-persatu dipahami, tetapi kesatupaduan justru harus dikuasai, karena pekerjaan merupakan satu sistem, sistem diri, sistem operasional, dan sistem mencapai tujuan. Menjadi guru yang baik harus mengeti seluruh unsur pendidikan, komponen pendidikan yakni; peserta didik dengan segala keadaannya, media, strategi, tujuan, kurikulum bahkan fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran yang yang tersedia maupun yang diharapkan.
  2. Menjadi guru adalah seni memadukan antara hal-hal yang bersifat teoritis dengan suatu yang teknis. Bila kita melakukan pembelajaran maka langkah pertama adalah mempersiapkan pembelajaran dengan benar sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, persiapan itu dilakukan sebelum waktu pembelajaran berlangsung. Namun teori tidak berhenti sebelum melaksanakan pembelajaran, akan tetapi justru teori akan mudah dimengerti ketika sesuatu praktek pembelajaran mengalami kesulitan, dan kita dapat menyelesaikannya sebelum kegiatan selesai dilaksanakan. Guru yang baik tidak takut dengan masalah di lapangan, hal apa saja yang menjadi kendala justru itu menjadi guru yang baik sebagai pelajaran bagaimana mengatasinya. Dan disinilah praktek teori, teori praktek akan menjadi bagian penting bagi seorang guru.
  3. Menjadi guru adalah seperti composer banyak mempelajari berbagai faktor untuk menuju satu keputusan yakni kegiatan pembelajaran. Namun yang lebih penting adalah banyak hal bagaimana menjadi satu faktor untuk banyak tujuan yang sekaligus harus diramu dan dikombinasikan, diputuskan dan menjadi rangkaian kegiatan menuju tujuan. Contoh; ada siswa yang nakal, ada strategi pembelajaran yang panjang, ada pula sumber belajar yang mahal, dan terdapat waktu yang singkat adalah bagian yang harus sesaat diputuskan bagaimana guru melakukan pembelajaran. Kesemua itu adalah bagian dari pertimbangan bahwa tujuan agar semua siswa dapat terlayani dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Guru yang baik memiliki kemampuan manajerial mengkolaborasikan seluruh komponen menjadi satu kesatuan mencapai tujuan pembelajaran.
  4. Menjadi guru yang tidak dapat mengambil keputusan pada saat yang tepat, adalah sama halnya dengan mengendarai sepeda motor melanggar lalulitas. Maka ia akan mendapat teguruan dari polisi lalu lintas karena melanggar aturan. Bukan hanya melakukan tugas mengendarai motor dengan benar, akan tetapi taat pada aturan lalu litas adalah sebuah keharusan. Itulah guru seluruh rangkaian pekerjaannya ada aturan dan nilai yang mengiringi dan memberi makna bila dikaitkan dengan tugas kehidupan. Dalam ini ada hal penting yang harus diperhatikan pada proses pembelajaran yakni; essential to the process of teach- ing, then, are: (1) purposeful interventions in others lives, (2) the exercise of a modest margin of freedom, (3) decision-mak- ing in generally unpredictable contexs, (4) an interaction beneftting all participants, and (5) a moral undertaking. (Van Scotter, Richard,1979:298). Jelaslah bahwa interaksi antara guru, siswa, kegiatan pembelajaran, pengambilan keputusan, nilai semuanya menjadi satu kesatuan yang harus dipehatikan seorang guru. Dengan demikian guru yang baik adalah guru yang mampu memahami teori pembelajaran secara tepat, dan mengambil keputusan secara bijak, serta melaksanakan secara bertanggungjawab. Kita setuju guru tetap seorang pendidik.