Etika Guru

Oleh Dr Mardianto MPd dan Dr Amini MPd

Guru dalam kehidupan sehari-hari memiliki etika, adalah 4 boleh, 5 jangan. Artinya dapat melakukan sedikit, tetapi lebih banyak menjaga untuk tidak melakukan.

Gambaran seorang guru adalah mereka yang memiliki kelebihan dalam hal ilmu pengetahuan, mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik kepada siswa, dan dapat menjadi contoh teladan bagi seluruh warga. Karena apa yang ada pada diri seorang guru adalah digugu dan ditiru siapa pun.

Penguasaan ilmu oleh seorang guru bukan hanya bagaimana ilmu diperoleh dan dimiliki sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana ilmu itu dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran bukan hanya keahlian, kelihaian, kepiawaian dalam menghipnotis siswa sehingga apa yang disampaikan semua dapat diterima atau dikuasai siswa. Akan tetapi seorang guru justru dapat menjaga diri bahwa pembelajaran yang dikembangkan bukan menjadikan dirinya prototype kesempurnaan manusia.

Betapa pribadi serorang guru harus diperhatikan, dalam hal ini sebuah tulisan menjelaskan bahwa; seorang guru yang mengajar dengan niat ikhlas, tentu ia akan menjadikan kegiatan ini bagian dari ibadahnya. Dengan itulah ia menjalankan tugas yang mulia baik untuk profesinya, untuk dunia pendidikan dan untuk ummat manusia. Jadi tugas kemuliaan guru akan muncul dengan sendirinya pada seorang guru yang melaksanakan tugas dengan baik, dan nilai ibadah telah menunggu disetiap langkah yang dilakukannya. (Amini,2015:131)
Keteladanan seorang guru bukan hanya sekadar mampu memberikan kebaikan dalam tingkah laku, sikap dan pandangan, tetapi guru dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak pantas untuk disampaikan.

Melangkahlah ke depan sejauh mata memandang, tetapi ingat lihatlah ke belakang lebih jauh dari apa yang anda jalani, tetapi juga sampai kepada apa yang anda alami. Begitulah guru, dua hal harus diperhatikan, bukan sekadar harus diseimbangkan, lebih dari itu harus menjadi bagian dari dirinya bahwa banyak hal yang dipelajari, tetapi lebih banyak pula harus dilakukan.

Apa saja yang harus dipelajari dan dilakukan bagi seorang guru yang baik, tentu terkait dengan bagaimana dirinya membangun etika profesi. Dalam hal hal ini; etika yang dibangun oleh guru berbasis pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan teman sejawat. Oleh sebab itu, guru yang baik akan selalu berusaha secara terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan mutu layanannya.(Syaiful Sagala, 2013:193)

Beberapa bagian penting terkait dengan pengembangan profesi kepribadian ini adalah sebagai berikut:

-Guru yang baik harus terus belajar tentang bagaimana cara mengenal siswa, dari berbagai latar belakang kehidupannya serta perkembangan psikologisnya. Lakukanlah upaya mengenal siswa lebih jauh, apakah dengan komunikasi bersama orang tua, teman kelompok siswa, atau dari daftar riwayat hidupnya. Namun harus diperhatikan, pengetahuan kita tentang siswa, atau perkenalan kita dengan siswa jangan sekali-kali dijadikan sesuatu yang tidak baik, atau kearah yang lebih jauh dari hubungan antara guru dan siswa.

Telusurilah latar belakang kehidupan siswa, apakah mereka dari kelompok masyarakat yang maju, atau kelompok yang berbeda, baik dengan cara bertanya langsung, maupun dengan melihat dari berbagai dokumen. Justru jangan informasi tersebut dijadikan dasar untuk melakukan justifikasi terhadap anak semata, akan tetapi jadikanlah pertimbangan- pertimbangan positif untuk mendukung pembinaan apa yang harus dilakukan.

Pahamilah perkembangan psikologis siswa, dengan cara mengamati pola pikir, pola tindak, cara berbicara, sampai cara bergaul dengan sesama. Semua itu bukan untuk menelusuri kebiasaan apa yang dimiliki siswa, akan tetapi jadikanlah bahan diskusi tentang momen apa yang disenanginya untuk dapat dijadikan bagian dari proses pembinaan atau pembelajaran.

-Guru yang baik harus terus belajar tentang bagaimana cara memperkaya khazanah ilmu pengetahuan baik dari pengetahuan yang diajarkan, pengetahuan keterampilan untuk pembelajaran, serta pengetahuan tentang pengembangan diri sebagai guru. Pelajarilah terus ilmu pengetahuan, karena wawasan akan memberikan guru terus memiliki kekuatan bahwa dirinya adalah orang yang dapat dijadikan pewaris ilmu pengetahuan.

Tanggung jawab gurulah warisan peradaban untuk sampai kepada generasi yang tepat.
Ikutilah terus perkembangan ilmu pengetahuan tentang pembelajaran, karena apa yang didapatkan guru pada masa lalu adalah untuk kebaikan hari ini, dan belum tentu untuk kebaikan masa depan. Alangkah baiknya seorang guru yang tidak menjadikan gaya belajarnya harus ditiru oleh para siswanya.

Selalulah menyadari diri sendiri, bahwa sebanyak apapun ilmu pengetahuan yang dimiliki bukan untuk menguasai dunia ini, akan tetapi untuk mengetahui bahwa diri seorang guru akan berarti bila ilmu pengetahuan tetap terpelihara dari nafsu angkara murka. Yang paling dekat dengan guru adalah nafsu menguasai seluruh hidup siswa, itu hal yang sulit dimaafkan dalam dunia pendidikan. Sekecil apa pun niat untuk melakukan hal yang negatif terhadap siswa, maka akan mencederai makna guru sebagai seorang pendidik, apalagi bertanggungjawab terhadap masa depan generasi anak bangsa ini.

-Guru yang baik tentu menyadari bahwa dirinya menjadi contoh teladan siapa pun yang ada di depannya, baik itu siswa, guru yang lain, atau bahkan lingkungan masyarakat. Bila guru tidak menyadari hal ini, kadangkala justru menjebak dirinya menjadi dewa di atas langit pendidikan. Mengapa itu bisa terjadi? Karena apa saja yang dilakukannya akan menjadi panutan orang lain, baik atau kurang baik yang dilakukannya hampir tidak ada lagi orang lain menegur, apalagi mengeiritk atau membantahnya. Jadi, guru yang baik harus menyadari bahwa sedikitpun pikiran, tindakan apalagi sikap adalah merupakan bagian dari pendidikan yang berkelanjutan untuk orang lain.

Akhirnya dalam konsep pendidikan, Rasulullah pernah menjelaskan bahwa; pendidikan yang baik tidak berpegang pada nasihat-nasihat semata. Pendidikan pada dasarnya berpegang pada pribadi sang pendidik yang teladan. Tanggung jawab seorang pendidiklah bahwa ia menjadi gambaran hidup dari apa yang diserukannya dalam hal ilmu, akhlak membela kebenaran, menolak kezaliman dan berusaha menuju kesempurnaan. (Abdul Ghani dalam Mustafa Muhammad Thahan, 2017:68).

Guru akan memiliki kepribadian yang baik, ia mampu menjaga dirinya sebagai teladan, sebagai panutan baik bagi dirinya, bagi siswanya, bagi masyarakat dan juga keluarganya, itulah guru yang mengembangkan keseimbangan diri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Kita setuju guru tetap seorang pendidik.