FITK UIN Sumatera Utara Medan- Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan bersama Regional English Language Official (RELO) Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) menutup program English Language Teacher Training (ELTT) 2022 di kampus II, Jalan Willem Iskandar, Medan, Jumat (13/1).
Program yang fokus pada pengembangan kapasitas guru bahasa Inggris ini ditutup Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN SU Dr Mardianto bersama Konsulat Jenderal Kedubes Amerika Serikat di Medan Gordon S Church. Hadir dalam penutupan tersebut para pimpinan dan pejabat FITK, perwakilan peserta dan para pelatih atau trainer program ELTT bagian pertama ini. Dengan nuansa hangat dan kekerabatan, Dr Mardianto menyapa dan memperkenalkan pimpinan fakultas kepada kedutaan.
Ia menjelaskan, UIN SU khususnya FITK mempunyai pengalaman cukup banyak terkait kerja sama dengan berbagai pihak baik dalam dan luar negeri. Di antaranya pada 1990-an bekerja sama dengan USAID, otoritas Perancis dan sejumlah lembaga lain untuk menjalankan program fokus pada pengembangan kapasitas atau pelatihan guru, lalu ada program peningkatan akreditasi madrasah, pendidikan profesi guru dan lainnya.
Saat ini kerja sama berlanjut dengan RELO dari Kebudes Amerika Serikat untuk pengembangan kapasitas guru bahasa Inggris di kampus, ratusan madrasah dan pondok pesantren di bawah naungan Kementerian Agama RI. Program ini baik, menurutnya, untuk juga memenuhi tuntutan peningkatan akreditasi fakultas dan institusi. Yakni menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai institusi baik dalam maupun luar negeri.
Kolaborasi tentang program ELTT ini, jelas Dr Mardianto, tidak akan berhenti sampai di sini saja dan akan terus dilanjutkan. Mengingat program ELTT batch kedua pada 2023 ini akan kembali digelar. Dengan kuota atau daya tampung peserta hingga tiga kali lipat. Dengan potensi FITK yakni 11 program sarjana, tiga program magister dan satu program doktor bisa dikolaborasikan ke depan dengan baik. Termasuk membuka peluang lain untuk pengembangan literasi dengan menyediakan ruang dengan bahan bacaan berkualitas dan berbagai program peningkatan mutu pendidikan lainnya.
Pada program ini, ada sekitar delapan trainer diberdayakan dari UIN SU yang dipercaya melatih sekitar 120 guru bahasa Inggris dari berbagai satuan pendidikan. Ke depan jumlah ini akan ditingkatkan. Untuk itu, pada program bagian kedua di 2023, diminta arah informasi terkait program ini agar disebarluaskan ke berbagai ruang dan kanal media. Agar guru khususnya guru bahasa Inggris di Sumut bisa bergabung pada program kedua ini yang direncanakan akan digelar pada Februari hingga Mei mendatang. Diharapkan program dikembangkan tidak hanya untuk lingkungan FITK saja.
Gordon S Church menyampaikan, terima kasih dan apresiasi atas undangannya dan ia senang bisa berada di UIN SU ini untuk kali kedua setelah kunjungan pertamanya pada 2014 lalu saat bertugas di Kedutaan AS di Jakarta. Ia menyampaikan, UIN SU Medan merupakan mitra atau patner jangka panjang dalam pengembangan pendidikan bersama Amerika Serikat. Ia juga senang bisa disambut hangat oleh para pimpinan fakultas di kampus Islam tersebut.
ELTT merupakan program untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru bahasa Inggris di madrasah dan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Program ini disponsori RELO dan didukung Kemenag. Pada periode lalu diundang pelatih mengikuti program sejak 9 Agustus hingga 18 Desember 2022. Guru-guru yang ikuti program ini mengikuti dua kursus secara daring yang dikembangkan National Geographic Learning, lalu menghadiri lokakarya bersama kelompok kecil beranggotakan lima orang guru.
Banyak program bisa diikuti, seperti program pelatihan secara virtual dan tidak berbayar yang diciptakan kampus di Amerika. Yang fokus pada peningkatkan kemampuan bahasa Inggris melalui pelatihan singkat, bahkan melalui sarana tersebut bisa mengambil bahan untuk diajarkan ke siswa atau mahasiswa.
Manfaat program, di antaranya, menerima kredensial dari Kedubes Amerika Serikat dan LSM internasional serta sertifikat dengan informasi dan jumlah jam kegiatan. Mendapatkan pengalaman mengajar dengan metode interaktif secara tatap muka dan daring, meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mengajar bahasa Inggris. Mendalami pemahaman tentang terminologi pengajaran bahasa Inggris dan metode komunikatif yang berpusat pada siswa. Lalu mampu membangun jaringan profesi guru. (Humas UINSU)