International Joint Conference oleh FITK UIN Sumatera Utara Medan dengan CoEd Central Luzon State University, Filipina Sukses Digelar

Medan, 13 September 2024 – Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan melalui Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) kembali mengukuhkan posisinya sebagai institusi pendidikan terkemuka dengan menyelenggarakan International Joint Conference bersama College of Education, Central Luzon State University (CLSU), Filipina. Acara bergengsi ini diadakan pada hari Jumat, 13 September 2024, bertempat di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UINSU, dengan dihadiri lebih dari 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa program pascasarjana S2 dan S3, dosen, serta tamu undangan lainnya.

Konferensi ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan pengembangan akademik antara dua negara, Indonesia dan Filipina. Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi para akademisi untuk bertukar gagasan, menambah wawasan, serta mendiskusikan berbagai isu dan trend terbaru dalam pendidikan global.

Rektor UINSU, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag dalam sambutannya menyatakan apresiasi yang mendalam terhadap kolaborasi internasional ini. Menurut beliau, inisiatif seperti ini tidak hanya akan mengangkat nama baik UINSU di kancah internasional, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian di tingkat global. “Kerja sama ini adalah langkah konkret UINSU untuk terus terlibat aktif dalam jaringan akademik internasional, dengan harapan bisa memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan masyarakat luas,” tutur Prof. Nurhayati.

Sementara itu, Prof. Dr. Florante P. Ibarra dari Central Luzon State University, yang menjadi salah satu Keynote Speakers dalam konferensi ini, membahas topik menarik tentang “Innovations and Challenges in Higher Education in Southeast Asia”. Dalam paparannya, Prof. Ibarra menyoroti tantangan utama yang dihadapi dunia pendidikan tinggi di Asia Tenggara, terutama dalam hal adopsi teknologi dan inovasi dalam pengajaran. “Pendidikan tinggi di kawasan ini harus terus berkembang dengan memperhatikan tuntutan globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial yang cepat,” ujarnya. Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk saling berbagi sumber daya dan pengetahuan guna meningkatkan kualitas pendidikan di kawasan.

Adapun Dr. Muhammad Dalimunthe, M.Hum., Senior Lecturer FITK UINSU, juga tampil sebagai Keynote Speaker dengan topik “Strengthening Islamic Education through Inclusive Education”. Dalam presentasinya, Dr. Muhammad menekankan pentingnya pendidikan Islam yang tidak hanya berfokus pada pengembangan spiritual, tetapi juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi untuk penyelenggaraan Pendidikan inklusi yang lebih baik. Ia juga menyoroti upaya UINSU dalam membangun jaringan internasional yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam di Indonesia.

Konferensi ini semakin menarik dengan kehadiran Magdalena Rojas Lynch, Ph.D dari Boston University, Amerika Serikat, yang diundang sebagai Invited Speaker. Dr. Magdalena memberikan pandangan internasional tentang “Interdisciplinary Approaches in Global Education”. Ia menyoroti pentingnya pendekatan pendidikan interdisipliner dalam menghadapi tantangan global. Menurutnya, dalam era globalisasi, penting bagi universitas untuk mengembangkan kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat global, serta membuka ruang bagi kolaborasi lintas disiplin ilmu.

“Kolaborasi internasional seperti ini sangat membantu dalam menciptakan sinergi di antara para akademisi dari berbagai latar belakang untuk mencapai tujuan bersama,” ungkap Dr. Magdalena.

Antusiasme Peserta dan Manfaat yang Dirasakan
Konferensi ini mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari para peserta, terutama mahasiswa S2 dan S3 FITK UINSU. Mereka merasa bahwa kegiatan ini memberikan banyak wawasan baru yang relevan dengan penelitian dan pengembangan akademik mereka. Salah satu mahasiswa S3 FITK UINSU, Rahmawati, menyatakan bahwa ia merasa beruntung bisa mengikuti konferensi ini. “Saya mendapat banyak pengetahuan baru, terutama terkait dengan bagaimana pendidikan di luar negeri, seperti di Filipina dan Amerika Serikat, berinovasi untuk menghadapi tantangan global,” ungkapnya.

Selain itu, peserta juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para keynote dan invited speakers melalui sesi tanya jawab yang berlangsung hangat. Dialog interaktif ini tidak hanya memperkaya wawasan peserta, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi penelitian lebih lanjut di masa depan.

Komitmen untuk Kerja Sama Berkelanjutan
Di akhir acara, kedua universitas, UIN Sumatera Utara Medan dan Central Luzon State University, menyatakan komitmen mereka untuk melanjutkan kerja sama yang lebih intensif di masa mendatang. Dekan FITK UINSU Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum menyampaikan bahwa pihaknya akan segera merencanakan program-program lanjutan, seperti pertukaran mahasiswa dan dosen, serta kolaborasi penelitian antar universitas.

“Ini bukan sekadar konferensi, tetapi juga awal dari jalinan kerja sama yang lebih erat. Kami berharap, melalui kegiatan seperti ini, UINSU melalui FITK dapat terus berkembang menjadi institusi yang unggul dan kompetitif di tingkat global,” ujar Prof. Tien.

Sementara itu, ketua Panitia, Maslathif Dwi Purnomo, Ph.D., yang juga KaProdi Magister Tadris Bahasa Inggris dalam komentarnya merasa bangga atas suksesnya acara ini dan berharap kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk kerja sama jangka panjang antara kedua institusi. “Konferensi ini merupakan salah satu dari upaya kami untuk membuka peluang kolaborasi akademik yang lebih luas, baik dalam bentuk pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, maupun program-program inovatif lainnya. Ini adalah langkah awal yang positif untuk memperkuat posisi UINSU di kancah akademik internasional,” ungkap Maslathif.

Dengan selesainya International Joint Conference ini, diharapkan UINSU dan CLSU semakin solid dalam membangun kemitraan strategis yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara dan internasional. “Konferensi ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi lintas negara dapat membuka peluang baru bagi pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas” Pungkas Maslathif.